Kamis, 29 Desember 2022

CONTOH LAPORAN Evaluasi Pembelajaran

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1.Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran terdapat banyak sekali hal yang harus diperhatikan oleh seorang tenaga pendidik. Yang mana dalam kegiatan pembelajaran tersebut para tenaga pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran. Bukan hanya menyoalkan tentang strategi pembelajaran yang diterapkan atau target yang telah dicapai saja tetapi seorang tenaga pendidik juga harus dapat mengevaluasi secara keseluruhan terhadap apa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Membicarakan tentang evaluasi ini mungkin yang terlintas dalam benak seseorang adalah sebuah kegiatan mereka ulang apa yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan suatu hal. Lalu jika bagaimanakah kiranya jika kegiatan evaluasi ini kita hubungkan dengan pembelajaran? Tentu akan menjadi sebuah hal yang sangat menarik untuk kita perbincangkan. Karenanya simak beberapa ulasan berikut ini agar anda dapat menemukan berbagai informasi menarik dan penting tentangnya.
      Evaluasi pembelajaran merupakan sebuah kegiatan mengevaluasi atau mengoreksi hal-hal yang telah terjadi atau dilakukan selama kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Atau dengan kata lain merupakan sebuah kegiatan mereka ulang untuk mengetahui hal-hal penting baik yang berupa kelebihan maupun kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan harapan agar dapat melakukan yang terbaik pada saat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan nantinya.
      Bagi seorang tenaga pendidik yang memiliki wewenang untuk memotori kegiatan pembelajaran maka evaluasi pembelajaran ini sangat penting untuk mereka perhatikan. Evaluasi pembelajaran ini memiliki berbagai fungsi utama yang diantaranya telah saya rangkum di bawah ini:

  1. Evaluasi pembelajaran sangat baik digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada saat pembelajaran yang telah berlangsung. Dengan mengetahui kekurangan pembelajaran yang terdahulu maka seorang tenaga pendidik akan dapat melakukan perbaikan pada pembelajaran yang selanjutnya.
  2. Lalu selain kekurangan tenaga pendidik juga akan menemukan kelebihan yang dengannya dapat diupayakan untuk dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajaran yang selanjutnya.
  3. Sebagai dasar perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan datang. Seorang tenaga pendidik dapat menjadikan hasil evaluasi pembelajaran tersebut sebagai dasar penentuan target yang hendak dicapai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan nantinya. Dan demikianlah beberapa ulasan yang dapat saya sampaikan tentang evaluasi pembelajaran ini, semoga dengannya memberi banyak manfaat bagi para pembaca.

1.2. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

A.   Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :

1.      Evaluasi diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah    kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2.      Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3.       Evaluasi penempatan

 penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

. Evaluasi formatif

4.      Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

5.      Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa.

1.2.1.       Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :

1. Evaluasi konteks

            Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan

2. Evaluasi input

Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan

3. Evaluasi proses

Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

4.    Evaluasi hasil atau produk

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

5.      Evaluasi outcom atau lulusan

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

1.2.2.      Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :

1.      Evaluasi program pembelajaran

Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.

2.      Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3.      Evaluasi hasil pembelajaran

Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

 

 

 

1.2.3.      Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

Berdasarkan objek :

1.      Evaluasi input

Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.

2.  Evaluasi tnsformasi

Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.

2.    Evaluasi output

Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

      Berdasarkan subjek :

1.      Evaluasi internal

Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.

2.      Evaluasi eksternal

 Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Silabus Askeb II (Persalinan)

Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah      :ASKEB II

Kode                           : Bd. 3.03

Jumlah SKS                :4 SKS (T1:P3)

Penempatan                 : semester 3

Jumlah Minggu           : 16 Minggu

Diskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan askeb pada ibu dalam persalinan dengan pendekatan amanajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap keterampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar persalinan, beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan, proses adaptasi psikologi dalam persalinan, asuhan pada setiap kala persalinan dan cara penangannya, askeb pada bayi segera baru lahir, cara pendokumentasian suhan masa persalianan

Tujuan Pembelajaran

pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu

1.      Memahami konsep dasar persalinan

2.      Menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi persalianan

3.      Menjelaskan proses adaptasi persalianan fisiologis dan psikologis persalianan

4.      Menjelaskan kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan

5.      Melaksanakan asuhan pada ibu bersalin setiap kala

6.      Mendeteksi didni komplikasi persalinan dan acara penganannya

7.      Melakukan asuhan pada bayi segera setelah lahir

8.      Mendokumentasikan hasil asuhan

Kompetensi

1.      Menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada ibi dalam masa persalianan

2.      Menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi persalianan

3.      Menjelaskan kebutuhan pada ibu dalam proses persalianan

4.      Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala 1

5.      Melaksanakan asuhan kebidana pada ibu bersalin kala II

6.      Melaksanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala III

7.      Melaksanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala IV

8.      Melakukan asuhan pada bayi segera setelah lahi

Evaluasi

Penilaian hasil belajar didasarkan pada teori

Teori

1.      Ujian tengah semester       :10%

2.      Ujian akhir semester          : 15%

Praktik

1.      Skiil lab (phantom)                        : 40%

2.      Studi Kasus/Manajemen Kasus     : 35%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                        

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran terdapat banyak sekali hal yang harus diperhatikan oleh seorang tenaga pendidik. Yang mana dalam kegiatan pembelajaran tersebut para tenaga pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan sebuah kegiatan mengevaluasi atau mengoreksi hal-hal yang telah terjadi atau dilakukan selama kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

Dari tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa, diharapakan mahasiswa dapat memahami, menjelaskan, melakukan berbagai konsep pembelajaran yang harus dicapai dalam mata kuliah ini, berhasilnya mata kuliah ini bisa kita lihat dari evaluasi yang kita lakukakan pada mahasiswa, bisa dari nilai ujian temgah semester, ujian akhi semester, praktek lab dan evaluasi yang lainnya.

Evaluasi sangat penting dilakukan pada mata kuliah Askeb 2, karena Askeb 2 ini merupakan mata kuliah yang paling utama yang diharapkan dalam pendidikan bidan, Mata keluah askeb II (persalinan) ini sangat penting dipelajari pada mahasiswa kebidanan, karena mahasiswa kebidanan dituntun untuk dapat melakukakan asuhan secara menyeluh dan holistic pada persalianan yang aman dan sesuai standar yang diharapkan.

Dengan melakukan evaluasi ini kita sebagaia dosen bisa melihat sejauhmana mahasiswa itu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, setalah melihat hasil dari evaluasi ini dosen bisa mengulang kembali pelajaran yang belum tuntas tersebut.

PENGETAHUAN DALAM DIRI SESEORANG

Pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN DALAM DIRI SESEORANG

1.Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

2.Informasi/Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3.Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4.Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5.Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6.Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

  • Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
  • Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

Senin, 26 Desember 2022

CONTOH LAPORAN LENKAP PEMBENIHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

 Ketersediaan benih merupakan salah satu ukuran keberhasilan budidaya ikan walaupun menurut aspek ekonomis penyediaan benih sering di anggap tidak penting akan tetapi dari aspek teknis merupakan kunci keberhasilan dari usaha budidaya (Puspowadoyo dan Djariyah, 2021). Menurut Respati dan Santoso, 2010 Pembenihan adalah kegiatan yang bertujuan menghasilkan benih hingga ukuran tertentu. Proses ini dapat dimulai dengan pemeliharaan induk, pemijahan, perawatan hingga penetasan yang dimana perlu ada perawatan pada ukuran benih sampai ukuran tertentu.

Budidaya perikanan merupakan jaminan untuk menyediakan benih ikan yang berkualitas serta kuantitas. Hal ini merupakan salah satu syarat menentukan keberhasilan usaha, lalu ketersediaan benih di alam tidak dapat menjamin produksi yang berkeseimbangan sehingga diperlukan teknik pembenihan yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan bagi masyarakat dari segi kualitas air. Budidaya ikan nila merupakan komoditas air tawar yang cukup banyak dibudidayakan saat ini. Salah satu spesies ikan nila yang banyak dibudidayakan adalah ikan nila merah (Oreochromis niloticus).

Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang diintroduksikan dari luar negeri. Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan air Tawar pada tahun 1969 (Djarijah, 1995). Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani ikan di seluruh Indonesia. Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya yang enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Ikan nila merah mempunyai keunggulan seperti peetumbuhannya yang cepat, kemampuan survival rate (SR) yang tinggi yaitu di atas 90% dan cepat beradaptasi terhadap lingkungan (Siniwoko, 2013).

Jenis ikan nila merah (Oreochromis niloticus) mengandung protein yang tinggi dan lemak yang rendah karena merupakan ikan air tawar. Ikan nila mengandung protein 17,8%, lemak 2,8%, air 77,8% dan abu 1,2% (Kusumawardani, 1988 dalam Benita, 2001). Pada stadia benih ikan nila merah biasanya dipelihara pada air tawar seperti kebanyakan yang dilakukan di Balai Benih Ikan pada umumnya (Balarin, 1979 dalam Wahyurini, 2005).

1.2. Tujuan

1.      Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus)

2.      Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam teknik pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus)

3.      Untuk mengetahui cara memelihara benih ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang dihasilkan dari proses pemijahan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) di BBI Jantho Baru.

1.3. Manfaat

1.      Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di lapangan.

2.      Untuk memahami permasalahan yang timbul dalam pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) dengan baik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1. Gambaran Umum Wilayah/Lokasi Praktek

2.1.1 Letak Geografis dan Letak Kolam

            Letak Unit Pelaksana Teknis-Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru berada pada ketinggian 515 m (dpl) dengan jarak dari pusat kota Aceh Besar Provinsi Aceh, dengan keadaan sekitarnya sangat mendukung.

            UPTD-BAT Jantho Baru terletak antara 5.2°-5.8° Lintang Utara dengan 95.5°-95.8° Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1.      Bagian Barat sempadan dengan Samudra Hindia

2.      Bagian Timur sempadan dengan Kabupaten Pidie

3.      Bagian Selatan sempadan dengan Kabupaten Aceh Jaya

4.      Bagian Utara sempadan dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh

 Unit Pelaksana Teknis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru berupa Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah (BUMPD). Seluruh urusan keuangan dan modal usaha diurus dan dijalankan oleh Pemerintah Daerah. Luas lahan UPTD-BAT Jantho Baru 22.500 m2, dilengkapi dengan 15 kolam pendederan, bak pemeliharaan induk, bangunan kantor 105 m2 rumah coordinator UPTD BAT 1 unit, rumah karyawan 4 komponen, kamar penginapan 9 kamar, aula pertemuan kapasitas 40-50 orang 1 unit, laboratorium 1 unit, laboratorium basah 1 unit, mushalla 1 unit, dan Gudang pakan 1 unit.

 

 

2.1.2. Struktur Tanah dan Keadaan Iklim

a.      Struktur Tanah

 Unit Pelaksana Teknik Dinas-Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru mempunyai luas 22.500 m2 berada di ketinggian 400 meter (dpl) dimana jenis tanah liat berpasir. Unit Pelaksana Teknik Dinas-Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru berada di sudut elevasi 15%.

b.      Iklim

 Unit Pelaksana Teknik Dinas-Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru tergolong dalam wilayah beriklim tropis, rata-rata suhu ialah 25-28°C. Rata-rata curah hujan 94.320 ml/tahun dimana curah hujan tertinggi pada bulan Mei 2017 sebesar 820 mm/bulan.

2.1.3 Sejarah Balai Benih Ikan (BBI) Jantho Baru

            Balai Benih Ikan Jantho Baru adalah unit pembenihan budidaya air tawar (UPBAT) yang berada di bawah Dinas Perikanan dan Kelautan pemerintah daerah Aceh Besar dan bertanggung jawab penuh kepada Dinas Perikanan dan Kelautan pemerintah daerah Aceh Besar. BBI Jantho Baru terdiri pada tahun 2003 berdasarkan SK Bupati No. 214 tanggal 20 Desember 2003.

            Sejak semula berdirinya tahun 2003, BBI Jantho Baru yang berlokasi di Desa Jantho Baru Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar di pimpin oleh Kordinatir BBI yang bernama Bapak Amirudn. Setiap kegiatan usaha yang berlangsung di BBI dipimpin dan dijalankan oleh Kordinator BBI sendiri dengan dibantu  oleh 4 orang bawahannya sesuai dengan tugas masing-masing dibidang urusan kerja yang dibebankan kepada mereka.

 

2.1.4. Struktur Organisasi

            Tiap lembaga baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta kegiatannya diatur lewat struktur organisasi yang sudah diresmikan. Perihal ini bisa memperjelas wewenang serta bertanggungjawab antara bagian satu dengan bagian lainnya yang membolehkan pembagian tugas serta kekuasaan yang baik demi menggapai tujuan yang sudah diresmikan. Tiap-tiap lembaga ataupun industri mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda, perihal ini bergantung pada besar kecilnya usaha yang dijalankan.

            Dalam pelaksanaan kegiatan usaha pembenihan ikan nila pada BBI Jantho Baru yang menyangkut dengan produk yang dihasilkan dan lain-lainnya menggunakan orang-orang yang dikoordinir dengan menggunakan pembagian tugas-tugas dengan baik dan mereka bertanggung jawab atas segala tugas yang dilimpahkan oleh pimpinan. Disini pimpinan terlibat langsung didalamnya dengan memperhatikan setiap saat produk yang dihasilkan.

            Usaha pembenihan ikan nila pada BBI Jantho Baru menganut sistem organisasi garis sehingga dalam pendelegasian wewenang dan pengambilan keputusan akan lebih mudah dan cepat dilakukan.

            Bagian dalam struktur organisasi ini yaitu, bagian produksi benih ikan, distribusi benih ikan, tenaga administrasi, teknisi mesin dan penjaga kolam memiliki tugas dan tanggung jawab dengan pelaksanaannya. Semua tugas itu dilakukan berdasarkan instruksi pimpinan dan dijalankan atas dasar prinsip kebersaman sehingga proses pengambilan keputusan yang dilakukan berjalan cepat karena rasa solidaritas antar karyawan masih tinggi.

            Adapun visi dan misi Unit Pelaksana Teknik Dinas-Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru adalah untuk menghasilkan benih yang berkualitas bebas dari Pathogen dari induk-induk yang kualitas bagus, dan meningkatkan income petani ikan air tawar sejahtera dan maju. Peningkatan professionalism pembenihan ikan air tawar yang bertaraf dan peningkatan produksi benih, mengadakan praktek dan pembinaan petani ikan, mahasiswa dengan tujuan peningkatan sumber daya manusia perikanan di Kabupaten Aceh Besar, sebagai pusat penelitian perikanan air tawar di Kabupaten Aceh Besar, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dan membantu penyuluhan perikanan air tawar yang maju dan mampu berkompetitif.

2.2 Klasifikasi Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)  

            Nila merah merupakan hasil hibridisasi antara ikan nila betina reddish-orange mossambique (Oreochromis mossambicus) dengan ikan nila jantan normal (Oreochromis niloticus) (Pompma at al.1999). Berikut ini merupakan klasifikasi ikan nila merah menurut suyanto (2003)

Filum       : Chordata

Subfilum  : Vertebrata

Klass        : Osteichthyes

Subkelas  : Acanthoptherygii

Ordo         : Percomorphi

Subordo   : Percoidea

Famili       : Cichlidae

Genus      : Oreochromis

Spesies    : Oreochromis niloticus



Gambar 1. Ikan nila merah

 

2.3 Morfologi Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

 Secara morfologi ikan nila merah memiliki bentuk tubuh pipih lebar, tubuhnya lebih kecil dari pada panjang tubuh, sisik besar dan kasar, serta kepala relatif kecil. Berdasarkan jenis siripnya, ikan nila merah memiliki sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip anal (anal fin). Selain itu ada gurat sisi (Linea lateralis) pada ikan nila tidak terputus (Affandi et al. 1992).

Bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik berukuran besar. Matanya besar dan menonjol, bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam (Khairuman dan Amri 2007).

Perbedaan jenis kelamin pada ikan nila merah adalah Ikan nila merah jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar dari pada ikan nila merah betina. Alat kelamin ikan nila merah jantan berupa tonjolan yang agak runcing yang berfungsi sebagai muara saluran urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan nila merah jantan akan mengeluarkan cairan bening. Sedangkan ikan nila merah betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urine yang terletak di depan anus (Khairuman dan Amri, 2007).

2.4 Habitat Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

            Seperti ikan air tawar pada umumnya ikan nila hidup di tempat-tempat yang airnya tidak begitu dalam dengan arus yang tidak deras (Djarijah, 1995; Shipton et al., 2008), dan dengan campur tangan manusia ikan nilatelah menyebar keseluruh dunia dari benua Afrika, Amerika, Asia, sampai Australia (Amri dan Khairunman, 2003). Ikan nila banyak dibudidayakan di berbagai daerah, karena kemampuan adaptasi bagus diberbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut. Ikan ini juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora, mampu mencerna makanan secara efisien, pertumbuhan cepat dan tahan terhadap hama dan penyakit (Suyanto, 1995).

            Ikan Nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar, terkadang ikan Nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan Nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan Nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan Nila dapat menjadi masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan Nila untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21° C (Harrysu, 2012).

            Pada perairan alam dan dalam sistem pemeliharaan ikan, konsentrasi karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tanaman air. Nilai CO2 ditentukan antara lain oleh pH dan suhu. Jumlah CO2 di dalam perairan yang bertambah akan menekan aktivitas pernapasan ikan dan menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin sehingga dapat membuat ikan menjadi stress. Kandungan CO2 dalam air untuk kegiatan pembesaran Nila sebaiknya kurang dari 15 mg/liter (Sucipto dan Prihartono, 2005).

            Ikan Nila mempunyai kemampuan tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau pada suhu tinggi 38°C pertumbuhan ikan Nila akan terganggu. Pada suhu 6° C atau 42° C ikan Nila akan mengalami kematian. Kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan Nila minimal 4mg/l, kandungan karbondioksida kurang dari 5mg/l dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5-9 (Amri, 2003). Menurut Setyo (2006), Secara umum Nilai pH air pada budidaya ikan Nila antara 5 sampai 10 tetapi Nilai pH optimum adalah berkisar 6 sampai 9.

2.5 Kebiasaan Makan

            Menurut Amri dan Khairuman (2003), ikan Nila tergolong ikan pemakan segala (Omnivore), sehingga bisa mengkonsumsi makanan, berupa hewan dan tumbuhan. Larva ikan Nila makanannya adalah, zooplankton seperti Rotifera sp., Daphnia sp., serta alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya. Apabila telah dewasa ikan Nila diberi makanan tambahan dapat berupa, dedak halus, bungkil kelapa, pelet, ampas tahu dan lain–lain.

            Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan Nila yaitu protein, karbohidrat, dan lemak. Kandungan nutrisi yang tidak tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan seperti kurangnya protein yang menyebabkan ikan hanya menggunakan sumber protein untuk kebutuhan dasar dan kekurangan untuk pertumbuhan. Kandungan protein yang berlebih, menyebabkan protein akan terbuang dan menyebabkan bertambahnya kandungan amoniak dalam perairan. Kebutuhan nutrisi ikan akan terpenuhi dengan adannya protein dalam pakan. Protein merupakan kompleks yang terdiri dari asam amino esensial yang merupakan senyawa molekul mengandung gugus fungsional amino (-NH2) maupun karboksil (-CO2H) dan non esensial (NRC, 1993).

            Kandungan karbohidrat merupakan kelompok organik terbesar yang terdapat pada tumbuhan, terdiri dari unsur Cn (H2O) dan karbohidrat salah satu komponen yang berperan sebagai sumber energi bagi ikan serta bersifat sparing effect bagi protein. Karbohidrat lebih mudah larut dalam air dan dapat digunakan sebagai perekat untuk memperbaiki stabilitas pakan. Kekurangan karbohidrat dan lemak dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat karena ikan menggunakan protein sebagai sumber energi lemak dan karbohidrat yang seharusnya sebagai sumber energi. Kebutuhan karbohidrat yang memiliki kecernaan tinggi dan aktitas enzim amilase pada ikan Nila akan mempengaruhi daya cerna karbohidrat yang meningkat (Pascual, 2009).

            Kandungan lemak merupakan senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) sebagai unsur utama. Beberapa di antaranya ada yang mengandung nitrogen dan fosfor. Lemak berguna sebagai sumber energi dalam beraktifitas dan membantu penyerapan mineral tertentu. Lemak juga berperan dalam menjaga keseimbangan dan daya apung pakan dalam air. Kandungan lemak pakan yang dibutuhkan ikan Nila antara 3 - 6% dengan energi dapat dicerna 85 - 95% (Mahyuddin, 2008).

 

2.6 Kualitas Air

            Kunci keberhasilan budidaya ikan sangat tergantung pada kualitas air dimana jika kualitas air baik maka biota yang hidup diperairan tersebut akan baik. Untuk menjaga parameter kualitas air memang tidaklah mudah karena kondisi lingkungan dan cuaca yang tidak dapat diperkirakan dan dapat membuat parameter kualitas air memburuk. Kualitas air yang baik untukpemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Parameter Kualitas Air Untuk Budidaya Ikan Nila Merah

No

Parameter

Kisaran

Alat yang digunakan

1

Suhu

22-26˚C

Termometer

2

DO

3-9 mg/l

DO meter

3

PH

6-8 ppm

pH meter

            Berdasarkan tabel 1 menjelaskan bahwa untuk mengukur kualitas air seperti suhu, DO, PH hanya menggunakan tiga alat yaitu Termometer, DO meter dan pH meter.

2.7 Pemeliharaan Larva

            Setelah telur ikan nila menetas menjadi larva, maka langkah selanjutnya adalah pembesaran larva. Apabila larva ikan nila sudah berumur 5-7 hari, maka harus segera kita pisahkan ketempat atau kolam yang baru. Pada waktu tebar untuk pemeliharaan larva ikan dengan jumlah 50-200 ekor/m2, disesuaikan dengan jenis kolamnya.

            Untuk pemberian pakan harus berprotein tinggi dalam bentuk tepung yang sangat  halus dengan ukuran 0,2-0,5 mm. Dalam sehari kita berikan pakan 4-5 kali, sekali pakan kita berikan pakan dalam bentuk tepung sebanyak 1 sendok teh. Bisa juga diberikan pakan d

 

BAB III

METODELOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

            Praktikum ini dilaksanakan selama 30 hari pada tanggal 01 Agustus s/d 01 September 2022 di UPTD-BAT Balai Benih Ikan (BBI) Jantho Baru, Kabupaten Aceh Besar.

3.2 Alat dan Bahan

            Alat dan Bahan yang digunakan untuk kegiatan pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus)

No

Alat

Fungsi

1

Kolam

Wadah untuk perawatan induk dan benih

2

Serokan

Untuk menangkap induk ikan nila merah

3

Waring

Untuk nyerok benih ikan Nila Merah

4

Ember grading

Untuk menyortir benih sesuai ukuran

5

Pendorong

Untuk mendorong air ketika pembersihan kolam

6

Sikat

Untuk nyikat kolam

 

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus)

No

Bahan

Fungsi

1.

Induk Ikan Nila Merah

Sebagai bahan pemijahan

2.

Benih Ikan Nila Merah

Sebagai bahan pengamatan

3.

Pelet

Sebagai makanan

3.3 Metode Kerja

            Praktikum ini dilaksanakan di UPTD-BAT Balai Benih Ikan Jantho Baru, Kabupaten Aceh Besar dengan peraturan kerja yaitu 5 hari kerja sedangkan untuk hari sabtu dan minggu libur dalam seminggu, Cuma diwajibkan untuk pemberian pakan.

            Dalam kegiatan magang menggunakan metode observasi langsung yaitu (mengamati setiap kegiatan pembenihan ikan nila merah yang dilakukan) di UPTD-BAT Balai Benih Ikan Jantho. Metode deskriptif (memberikan gambaran secara lengkap) dan partisifasi aktif (terlibat langsung dalam setiap kegiatan).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

            Teknik pengambilan data ada 2 (dua) yaitu data primer dan data skunder.

Pengumpulan data primer data ini dilakukan dengan cara mengikuti seluruh kegiatan dan pengamatan secara langsung meliputi persiapan alat, bahan dan wadah pemeliharaan, pembenihan, pemberian pakan, pengamatan (kelangsungan hidup, pertumbuhan, kualitas), serta mengikuti secara rutin dan aktif seluruh kegiatan dan prosedur kerja yang diterapkan di UPTD-BAT Balai Benih Ikan Jantho. Pengumpulan data skunder dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan kepala balai dan teknisi lapangan sesuai dengan keahlian, serta studi pustaka untuk melengkapi data yang diperoleh dari seluruh kegiatan.

3.5 Analisis Data

            Data yang diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Jantho Baru dikumpulkan dan ditabulasi dalam bentuk tabel dan diagram. Data kemudian dianalisa secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang pembenihan ikan nila merah.

3.6 Prosedur Kerja

a. Persiapan Kolam Pemeliharaan

            Pemeliharaan calon induk ikan nila merah dilakukan dalam kolam berukuran 25m x 15m x 1m. Sebelum digunakan kolam tersebut dilakukan pengeringan dan setelah 1-2 hari dilakukan pengapuran dan pada saat ketika akan dimasukkan calon induk ikan nila merah terlebih dahulu dilakukan pemupukan kolam. Adapun tahapan-tahapan dalam persiapan kolam meliputi : pengeringan kolam sebelum pemasukan air, kolam dijemur sampai benar-benar kering, pemberian kapur sebelum pemasukan air, pembersihan yang dilaksanakan di pinggir dan di dalam kolam, pengapuran, pemberian pupuk organic dan anorganik di dasar kolam, pemasukan air kedalam kolam setinggi 60 cm.

b.      Persiapan Tebar Benih

 Pemasukan calon induk dilakukan pada pagi hari dan pada waktu matahari terbenam. Dimasukkan kedalam kolam yang berukuran 25m x 15m x 1m, dengan jumlah calon induk ikan nila merah yang dimasukkan 600 ekor. Pada saat melakukan penebaran, perlu dilakukan penyesuaian terlebih dahulu (aklimatisasi) ini bertujuan supaya benih yang ditebar tidak mengalami stress.

Pemeliharaan calon induk ikan nila merah tidak terlalu sulit karena ikan nila merah mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat, efisien memanfaatkan makanan tambahan dan juga tahan terhadap penyakit dan cepat beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan.

c.       Pengelolaan pakan

 Pada awal pemeliharaan, pemberian pakan dilakukan secukupnya, pakan yang diberikan untuk induk  ikan nila merah (Oreochromis niloticus) diberikan pada ikan yang berukuran badan diatas 1,5 gram pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai kenyang dan jenis pakan yang diberikan adalah pakan pellet merek ff 999 pakan yang diberikan untuk ikan harus sesuai dengan bukaan mulut ikan, waktu pemberian 2 sampai 3 kali sehari, pemberian dihentikan apabila ikan terlihat kenyang dan sudah tidak berada di permukaan air.

Didalam pemeliharaan calon induk ikan nila merah (Oreochromis niloticus), dipelihara 20 sampai 25 hari. Calon induk berumur 2-4 bulan diberi pakan berupa pakan pellet, pemberian pakan setiap hari 1-3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan.

d.         Pemanenan  

         Setelah selesai masa pemeliharaan ikan nila merah dapat dipanen. Pada saat pemanenan total ukuran ikan bervariasi diatas 50 gram/ekor. Sistem pemanenan dapat dilakukan dengan cara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama pemanenan dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan

4.1.1 Pemeliharaan Induk dan Pematangan Gonad

            Pemeliharaan induk yang dilakukan di Balai Benih Ikan Jantho Baru. Pemeliharaan induk ikan nila merah dipelihara sebagai salah satu kegiatan mempersiapkan induk-induk matang gonad yang akan di pijahkan, kemudian di seleksi. Dalam memenuhi kebutuhan induk-induk ikan nila merah yang berkualitas pakan harus terpenuhi, minimal pelet berkadar protein 30% perhari, pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 Wib dan 17.00 Wib, secara adlibitum. Untuk kandungan nutrisi dari pakan untuk induk ikan nila merah dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 5. Kandungan Nutrisi Pada Ikan Nila Merah

Nutrisi

Kandungan (%)

Air

12

Protein

28-30

Lemak

5

Serat Kasar

6

Abu

13

Sumber : PT. Protein Prima, Tbk

            Menurut Cholik dkk (2005), kandungan nutrisi pada proses pemeliharaan induk diberikan pakan yaitu dengan kandungan protein antara 28-30%, namun dengan penambahan kadar lemak sekitar 7% dapat memenuhi kebutuhan pada nutrisi ikan tersebut dan pakan yang diberikan akan bertambah banyak.

            Menurut Arie (1999) pemisahan jantan dari induk betina memiliki beberapa tujuan antara lain kualitas telur yang dihasilkan akan lebih baik, memudahkan dalam seleksi induk, memudahkan menyeleksian induk yang sudah memijah dan yang belum memijah. Untuk mendukung kondisi induk, diperlukan kondisi lingkungan tempat pemeliharaan induk daam keadaan baik (Amri dkk, 2003).

4.1.2 Persiapan Wadah Pemijahan

            Proses pemijahan ikan nila merah dapat pula dilakukan di aquarium, bak fiber dan kolam beton. Pada kegiatan praktikum ini penulis melakukan pemijahan yaitu dengan menggunakan bak beton, kemudian dicuci dan dibersihkan dari kotoran yaitu lumut yang menempel pada dinding bak dengan cara menyikat dan di bilas sampai bersih kemudian dikeringkan. Sedangkan bak beton yang digunakan dalam pemijahan ikan ini adalah yang berukuran 25m x 15m x 1m, kemudian diisi air dengan ketinggian 60 cm.

4.1.3 Seleksi Induk

            Seleksi induk merupakan langkah awal dalam usaha pembenihan, langkah ini sangat menentukan keberhasilan pembenihan secara keseluruhan sehingga harus dilakukan secara teliti dan akurat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan untuk memperoleh indukan yang telah matang gonad, tidak cacat organ tubuh, tidak terserang penyakit, indukan siap memijah kisaran umur 1-1,5 tahun.

            Induk ikan nila merah diperlihatkan pada kolam yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin. Seleksi induk dilakukan dengan cara pengeringan air dengan menggunakan pipa bolong-bolong sehingga air yang keluar tidak terlalu kering dan memudahkan penangkapan ikan satu persatu. Selanjutnya induk dimasukkan kedalam ember untuk diamati ciri-ciri induk yang matang gonad. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6 :

Tabel 6. Ciri-ciri Induk Jantan Dan Betina Ikan Nila Merah

No.

Induk Jantan

Induk Betina

1.

Badan lebih ramping

Badan lebih gemuk

2.

Gerakan lincah dan gesit

Gerakan lambat

3.

Badan apabila diraba terasa keras

Badan apabila diraba terasa lembut

4.

Jika distriping akan mengeluarkan cairan putih (sperma)

Jika distriping akan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan (telur).

Sumber : Djarijah, 2001

            Dari tabel di atas ciri-ciri induk ikan nila merah yang matang gonad menurut pendapat Djarijah, (2001). Ciri-ciri induk betina yang matang gonad adalah memiliki tubuh gemuk, gerakan lambat, apabila diraba bagian tubuh halus, dan jika distriping akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan. Sedangkan penulis mendapatkan mendapatkan induk betina ikan nila merah saat kegiatan magang adalah tubuh gemuk, alat kelamin berwarna kemerah-merahan, apabila diraba bagian tubuh terasa kasar dan jika perut diurut akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan.

4.2  Kegiatan Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

4.2.1  Pemeliharaan Induk

 Pemeliharaan induk ikan nila merah dilakukan secara intensif untuk mendapatkan induk dengan kondisi baik agar siap memijah. Pemeliharaan induk dengan memperhatikan kondisi lingkungan berupa kualitas air dan pengawasan terhadap hama dan penyakit.

 Induk ikan nila merah dipelihara pada kolam pemeliharaan berbentuk bak persegi panjang dengan ketinggian 70 cm. Sumber air kolam pemeliharaan berasal dari aliran gunung yang terdapat disekitar lokasi. Pada kolam terdapat tempat saluran air masuk (inlet) dan saluran air keluar (outlet).

 Selama pemeliharaan di Balai Benih Ikan (BBI) Jantho Baru, induk diberi pakan berupa pelet dengan jenis pakan tenggelam. Pakan yang diberikan mengandung protein sebesar 25% yang diberikan sebanyak 3% dari bobot biomas. Pakan diberikan sebanyak 2 kali sehari pada pagi hari pukul 08.00 Wib dan sore hari pukul 17.00 Wib.

 

 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

             Berdasarkan hasil Praktikum Di Unit Pelaksanaan Teknis Dinas-Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.      Kegiatan pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) di UPTD –BAT Balai Benih Ikan (BBI) Jantho Baru, Aceh Besar meliputi pemeliharaan induk, pematangan gonad, pemijahan, perawatan larva dan benih.

2.      Selama melakukan kegiatan pembenihan di BBI Jantho Baru ditemukan hama seperti keong, katak dan burung bangau pada pemeliharaan stadia benih. Penanggulangannya dilakukan dengan membuang hama tersebut menggunakan serok atau seser kemudian disaluran inlet ditutup menggunakan waring atau disaring.

3.      Pemeliharaan larva dilakukan di dalam kolam berbentuk persegi panjang dengan kisaran suhu air 20-25˚C dan kisaran pH 6-7. Sedangkan untuk pemeliharaan benih digunakan kolam pendederan yang berbentuk persegi ukuran 9 x 8 meter dengan ketinggian air 90 cm.

 

5.2 Saran

            -

 

CONTOH LAPORAN Evaluasi Pembelajaran

  BAB 1 PENDAHULUAN   1.1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Dalam sebuah kegiatan pembelajaran terdapat banyak sekali hal yang harus...